Minggu, 06 November 2011

Sosok

"PAPA' RINA"
Papa' Rina (baju kuning) (foto: shalahuddin ismail)
Baruga Majene-Puluhan orang ramai berbondong-bondong ke lapangan bulutangkis di kampung itu. Kampung yang bernama Baruga. Satu dua orang membawa serta anak mereka. Pasalnya hari itu ada penyembelihan beberapa ekor sapi di tempat itu. Maklum hari itu pelaksanaan Hari Raya Idul Adha baru saja usai.
Putra-putri mereka silih berganti mengintip dibalik tubuh ayah atau ibu mereka untuk melihat prosesi penyembelihan hari itu. Mimik-mik polos wajah yang miris dan takut melihat cucuran darah hari itu sesekali mengeluarkan suara rintihan seolah merasakan perihnya gesekan tajamnya parang yang digunakan untuk menyembelih hewan qurban itu. Namun sebelum hewan berkaki empat itu disembelih sesosok pria tegap berbadan kekar yang mengenakan baju stelan berwarna kuning gelap itu bersiap untuk menumbangkan sapi “pesanan” qurban itu.
Menjinakkan Hewan Qurban (foto: shalahuddin ismail)
Nama lengkapnya adalah Ahmad, namun ia lebih sering disapa dengan nama Mama’. Selain itu ia juga sering disapa dengan sapaan Papa Rina. Disetiap prosesi penyembelihan hewan qurban itu seolah tidak afdal jika tanpa kehadirannya. Maklum ia termasuk sosok yang selama ini dianggap sebagai “manusia kuat” yang mampu menjinakkan dan menumbangkan hewan calon qurban.
Alumnus Pondok Pesantren Ihyaul ‘Ulum DDI Baruga itu untuk menghidupi keluarga sehari-harinya mengisi waktunya dengan berdagang di Pasar Sentral Majene bersama dengan istrinya. Di Pasar ia berdagang pakaian bekas import yang didapat dari beberapa “Bandar” pakaian di luar Majene itu. Tapi jika musim qurban tiba ia lebih sering digunakan jasanya untuk mencari hewan qurban yang dipesan oleh warga di sekitar tempat ia tinggal. Untuk berkumpul dengan keluarga kecilnya ia tinggal di sebuah rumah sekitar 5 KM dari pusat ibukota Kabupaten Majene. 
Mama' saat berdagang di Pasar Sentral Majene
(foto. shalahuddin ismail)
Papa’ Rina yang akrab dengan berbagai leluconnya disetiap ia dilibatkan dalam proses penyembelihan itu menjadi sebuah ciri khasnya tersendiri yang kadang membuat orang disekitarnya tertawa terbahak-bahak ditengah-tengah kesibukan pekerja  mengurusi daging-daging sembelihan itu. Sehingga ketegangan yang kerap muncul saat mengerjakan pekerjaan yang berat sekalipun sedikit terobatai dengan leluconnya. Namun dari leluconnya itu pula ia menjadi sosok yang disukai banyak orang.
Papa' Rina saat mencoba menumbangkan sapi sembelihan
(foto: shalahuddin ismail)
(foto: shalahuddin ismail)


Memutar kepala sapi (foto: shalahuddin ismail)